Baku Hantam Dengan Buaya, Warga Karang Agung Ilir Selamat
Kepala BPBD : Kita Tunggu Laporan Kades dan Camat
KARANG AGUNG ILIR, RB – Keganasan buaya muara di Kabupaten Banyuasin, nyaris kembali memakan korban. Herman warga RT 12 Desa Sumber Rejeki Kecamatan Karang Agung Ilir, terlibat baku hantam dengan reptil bergigi tajam usai memasang jaring ikan, Kamis (01/09/2022).
Suyatno tetangga korban mengatakan, dalam kesehariannya Herman berprofesi nelayan. Peristiwa naas itu terjadi di Parit 8 Dekat Dermaga Tanjung Api-Api, ketika dalam perjalanan pulang menggunakan perahu kayuh.
Tanpa diduga dayung Herman terkena kepala buaya, sontak reptil ganas sepanjang 5 meter itu menyerang. Akibatnya Herman jatuh dari perahu, kondisi air di lokasi kejadian setinggi dada.
Meskipun dia tahu yang dihadapinya reptil mematikan, nyali pelaut ulung itu tidak ciut sedikitpun. Baku hantam keduanya tak terhindarkan, dia paham betul kelemahan buaya.
“Bermodalkan pengalaman dia mencolok mata buaya, sekuat tenaga dengan tangan kanan. Itu membuat buaya hilang konsentrasi tidak bisa melihat, sedangkan tangan kirinya menarik lidah bawah buaya,” beber Suyatno.
Alhasil buaya itu akhirnya menyerah, pergi meninggalkan Herman. “Jadi kalau berkelahi dengan buaya itu jangan sampai buaya dapat menutup mulut, karena kalau sampai buaya berhasil menutup mulut kita kalah,” sambung dia.
Setelah buaya pergi, Herman dengan sisa tenaga sembari menahan sakit, melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Pasalnya dia mengalami luka robek dibagian kaki, kepala pusing terkena sabetan ekor buaya.
“Sesampai di rumah langsung diberikan pertolongan oleh bidan desa, luka dibersihkan dan diberikan pertolongan medis,” terang dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Banyuasin Ir Alpian MM menegaskan, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Kepala Desa maupun Camat Karang Agung Ilir terkait kejadian tersebut.
“Untuk bantuan tanggap darurat kita tunggu laporan Kades dan Camat,” tegas dia.
Lantas Alpian menghimbau kepada warga Banyuasin agar berhati-hati, tidak beraktivitas di daerah habitat atau tempat sering munculnya buaya. “Hindari, itu daerah berbahaya,” pungkas dia. (myd)